SMAN 1 Pujud Jl. Lintas Timur No.1 Pujud Rokan Hilir...Raih Prestasi, Junjung Tinggi Budi Pekerti...

PENGARUH TELEVISI

PENGARUH TELEVISI
 
 Media televisi adalah suatu alat untuk menyampaikanimformasi komunikasi secara aktif maupun pasif.
Sedangkan TELEVISI berasal dari dua kata yaitu (TELE) yang arti nya JAUH dan (VISI) artinya PANDANGAN,yang bermakna jarak jauh.Namun arti secara global adalah sebuah alat media imformasi audio visual satu arah.(dalam GEOGLE).

Media paling populer dan tersebr di Amerika dan mungkin juga di Indonesia,masyarakat yang tidak menikmati televisi telah semangkin berkurang.Di Amerika Serikat pesawat televisi rata-rata i setel sekitar tujuh jam sehari.ini berarti lebih dari 2500jam pertahun , atau 106 hari per tahun. Dalam seminggu ini berarti 47 jam,lebih dari waktu orang yang di gunakan orang untuk bekerja atau tidur.
 
Walau pun kita dapat berbeda pendapat mengenai ini baik atau buruk,kita pasti berpendapat kehidupan orang Amerika  tampa televisi akan sama sekali berbeda dari yang ada sekarang. Selama 10 atau 15 tahun yang lalu televisi telah berubah derastis. Selama 10 atau 15 tahun yank akan datang perubahanya mungkin perubahan nya akan jauh lebih besarar lagi. TV kabel (di AMERIKA), pada mulanya di rancang untuk memperbaiki penerima'an siaran,sekarang ia telah menjadi perogram khusus yang d nikmati dari 50 juta rumah (Devito 1990).
 
Secara umum televisi adalah sebuah alat penagkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata TELE dan VISION,yang mempunyai arti masing-masing jauh. Penemuan televisi di sejajrkan dengan penemuan roda, karena penemuan, karena penemuan ini mampu mengubah peradapan dunia. Di Indonesia 'televisi ' secara tidak formal di sebut dengan TV,tivi,TEVE atau TIPI.
 
2. Dampak televisi bagi anak-anak 
 
Dalam http://www.sulastowo.com/2008/04/11/dampak nbegatif televisi di kemukakan pada anak di bawah usia tiga tahun (batita), dampak negatif televisi lebih terasa. Terbukti tayangan televidsi dapat menurunkan kemampuan membaca , membaca konfrerenshif, bahkan penurunan memori pada anak. Batita yang terlalu sering menonton  akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan stimulasi yang baik bagi proses pertumbuhan nya. Sebab ,televisi cuma menyodorkan stimulasi satu arah.

Dampak lain untuk anak yang sudah bisa menurunkan motivasi untuk membaca. Motivasi menurut SUDIRMAN (2007:192) adalah daya penggerak  yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tentu demi tercapai nya suatu tujuan.

Penelitian Yayasan Kesejahtra'an Anak Indonesia (YKAI) mengenai pengaruh TV terhadap prilaku keseharian  anak menemukan bahwa ketika anak menonton TV cendrung melakukan kegiatan lain yaitu makan (35%).tidur-tiduran (28%),dan belajar (13%). Dalam keterkaitan antara TV dengan Belajar, penelitian ini menemukakan anak yang tak pernah tahan goda'an TV mengaku malas belajar (80%) dan tidak suka membaca buku (66%). (Jajah dan Irvan , 2006: 5)
 
Selanjut nya dampak televisi terhadap anak adalah sebagai berikut :

  1. Pada usia 0-3 th akan menggangu perkembangan otak yang berdampak pada perkembangan bicara, kemampuan membaca verbal, maupun pemahaman.
  2. Pada usia 5-10 th akan menghambat kemampuan dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan, meningkatkan agretifitas dan kekerasan serta tidak mampu membedakan realitas dan khayalan.
  3. Membuat anak menjadi kongsutif.
  4. Karena anak belum mempunyai daya kritis yang tinggi,besar kemungkinan akan terpengaruh dengan apa yang di tampilkan di televisi
  5. Anak akan berfikir bahwa setiap orang dalam kelompok tertentu mempunyai sipat yang sama dengan orang yang ada di telefisi. Hal ini akan mempengaruhi sikap mereka dan dapat terbawa hingga mereka dewasa.
  6. Bahasa televisi simpel, memikat dan membuat ketagihan sehingga sangat mungkin anak menjadi malas belajar.
  7. Terlalu serimg nonton televisi dan tidak pernah membaca memnyebabkan anak akan memiliki pola fikir sederhana , kurang kritis,linier atau searah dan pada akhirnya akan mempengaruhi imajinasi,intelektualitas,dan perkembangan kognotifnya. 
2 . Dampak televisi bagi Remaja.

A. Kondisi Labil Remaja

Kita krtahui bahwa usia remaja merupakan masa labil pada sesorang. Dimana saat itu timbul rasa ingin menunjukan diri "ini aku". Oleh karena itu sikap meniru pada kalangan remaja merupakan salah satu bentuk rasa pubertas yang dialami oleh keadaan jiwa yang masih labil. Artinya jika mereka tidak dapat mengontrol diri dengan baik dan apabila ada waktu luang tidak dapat menggunakan waktu sebaik mungkin,maka perbuatan iseng dan kenakalanlain nya  mudh sekli terjadi 

B. Faktor Kenakalan Remaja  

1. Faktor Intren
2. Faktor Eksteren
3. Kurang nya perhatian dari orang tua dan lingkungan yang memang menyediakan pergaulan buruk.
4. Peranan orang tua dalam mengatasi dampak negatif acara telefisi

Menurut Gunarasa (1995 : 31- 38) dalam keluarga yang ideal ( lengkap ) maka ada dua individu yang memainkan peranan penting yaitu peran ayah dan bunda , secara umum peran pentig kedua individu tsb adalah :

a. Peran Ibu

1) Memenuhi kebutuhan biologis dan fisik.
2) Merawat dan mengurus keluarga dengan sabar,mesrah dan konsisten.
3) Mendidik,mengatur dan mengendalikan
4) Menjadi contoh dan tauladan yang baik.

b. Peran Ayah 

1) Ayah sebagai pencari nafkah.
2) Ayah sebagai suami yang penuh pengertian dan memberi rasa aman.
3) Ayah berpartisipasi dalam pendidkan anak.
4) Ayah sebagai pelindung atau tokoh yang tegas, bijaksana, dan mengasahi kluarga.

Dari begitu banyak dampak yang di akibatkan  oleh totonan televisi, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan oleh dengan tua , yaitu :

  1. Pilih acara yang sesuai dengan usia anak.
  2. Dampingi anak menonton TV.
  3. Letakan TV di ruang tengah,hindari menyediakan TV di kamar anak.
  4. Tanyakan acara faporit mereka dan bantu memahami pantas tidak nya acara tersebut untuk mereka dis kusikan setelah menonton.
  5. Ajak anak keluar rumah untuk menikmati alam dan lingkungan bersosialisasi secara positif dengan orang lain.
  6. Perbanyak membaca buku, letakan buku di tempat yang mudah di jangkau anak, ajak anak ke tokoh dan perpustakaan.
  7. Perbanyak mendengarkan radio, memutar kaset atau mendengar kan musik sebagai pengganti menonton TV.