SMAN 1 Pujud Jl. Lintas Timur No.1 Pujud Rokan Hilir...Raih Prestasi, Junjung Tinggi Budi Pekerti...

Sejarah, Ritual dan pariwisata Bakar Tongkang


Acara bakar tongkang atau Sio Ong Cuan di Bagansiapi-api yang berlangsung senin 28 juni 2011 kemarin, penuh dengan pesan sejarah masa lalu tentang kedatangan etnis Tionghoa ke indonesia, khususnya ke Bagansiapiapi Riau. sejarah memang tidak bisa dibuat, sejarah adalah fakta yang tak terbantahkan.
begitu pula tentang sejarah marga Ang dari etnis Tionghoa yang menginjakkan kakinya pertama kali di Bagan tahun 1826 masehi, kala itu Bagan masih ditumbuhi rimba dan hutan yang lebat. saat itu tak ada penghuni di muara sungai Rokan itu.
dengan menggunakan 3 tongkang, atau kapal layar terbuat dari kayu, marga Ang yang terdiri dari 18 orang-satu diantaranya perempuan , berlayar kebagan tahun 1826 masehi. mereka ini sebelumnya adalah penduduk asli RRC yang migran ke dasar songkla Thailand tahun 1825 masehi. ketika pecah kerusuhan di desa songkla Thailand antara warga desa songkla dengan etnis Tionghoa tahun 1825 masehi, etnis tionghoa menyelamatkan diri pindah kebagan dengan 3 tongkang kayu mengarungi lautan. ditengah perjalanan dilaut, 2 tongkang tenggelam, dan 1 tongkang selamat berlabuh dibagan. sebelum tiba di bagan mereka berlabuh terlebih dahulu di kerajaan kubu. namun karena merasa kurang aman, akhirnya etnis tionghoa ini pindah ke daratan bagan.

satu tongkang yang selamat, menurut kisahnya disebabkan karena  terdapat patung dewa Taisun di haluan tongkangnya, yaitu satu-satu nya dewa tak punya rumah, yang hidupnya hanya mengembara. sedangkan dewa Ki Ong Ya diletakkan dirumah kapal (magun). karena ada kedua dewa ini didalam tongkang, maka selamatlah mereka menempuh perjalanan yang penuh tantangan itu.
selanjutnya, didaratan bagan saat mereka menginjakkan kakinya sekitar tahun 1826 masehi, ada 3 kerajaan Riau yang telah berdiri lebih dahulu yaitu kerajaan Kubu, kerajaan Tanah Putih, dan kerajaan batu Hampar. kendati demikian etnis Tionghoa ini lebih nyaman menetap dibagan, dimuara sungai Rokan sekarang dipinggir pelabuhan. disini mereka membanagun pemukiman tradisional, termasuk membangun Bang Liau (gudag penampungan ikan). disini juga dibuat pelataran untuk menjemur ikan asin.
selain iru mereka juga  membuat dok kapal kayu, yaitu tempat pembuatan kapal yang digunakan untuk menangkap ikan. kapal kayu terbuat dari jenis kayu leban. selanjutnya agak kedaratan bagan etnis Tionghoa ini membangun klenteng Ing Hok kiong.
dari  peringatan acara bakar tongkang tahun 2011 ini sebenarnya ada sesuatu yang terkandung  didalamnya, yaitu ingin melaksanakan sembahyang untuk mendapatkan berkat keberuntungan, kemudahan rezeki sekaligus menyampaikan pesan sejarah. tapi juga terdapat potensi pariwisata. mereka selain melaksanakan ritual sembahyang, bakar Hio, bakan Kim, juga ikut dalam iring-iringan tongkang ke lokasi pembakarannya dijalan perniagaan ujung Bagansiapiapi.